Ismi Roichatul Jannah
02311740000019
|
Menuntut ilmu adalah amalan mulia yang akan
mempermudah penuntutnya jalan menuju Surga. Sehingga seorang murid dituntut
untuk memperhatikan adab-adabnya saat belajar di kelas maupun dimana saja. Karena
amalan yang mulia harus dilakukan dengan cara yang mulia pula.
Seorang thalabul ilmi (penuntut ilmu) harus memperhatikan 3 adab dalam
menuntut ilmu. Ketiga adab tersebut adalah, adab kepada Allah ta'ala, adab
terhadap guru dan adab kepada diri sendiri. Berikut perinciannya:
A.
Adab Murid kepada Allah subhanahu
wa ta'ala
1.
Mengikhlaskan
niat untuk Allah ta'ala
Adab menuntut ilmu yang paling utama
bagi seorang pelajar adalah ikhlas. Dia harus memiliki niat mencari ilmu murni
mengharap ridha dan pahala dari Allah ta'ala, bukan malah ingin dipuji sebagai
orang alim, ustadz dan lain sebagainya.
Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam telah bersabda, "Barangsiapa yang menuntut ilmu syari
yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan ikhlas, namun ia tidak
melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan
mendapat harumnya aroma surga pada hari kiamat." (HR. Ahmad)
2.
Takut kepada
Allah ta'ala
Semakin ia mengenal
Allah maka harusnya dia semakin dekat kepada Allah, dengan demikian akan
semakin besar pula rasa takutnya kepada Allah. Diantara golongan yang takut
kepada Allah adalah para ulama. Allah telah berfirman, "Sesungguhnya di
antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama.." (QS
Surat Fathir: 28)
3.
Tidak menentang
hukum Allah dan RasulNya
Sebagai orang beriman
kita dilarang menentang hukum Allah dan RasulNya atau mendahului apa yang telah
ditetapkan oleh Allah dan RasulNya. Allah berfirman dalam (Qs. al Hujurat 1),
yang intinya adalah kita dilarang mengatakan sesuatu atau menetapkan hukum yang
menyelisihi al Quran dan Sunnah, seperti masalah penghalalan sesuatu,
pengharaman sesuatu, penetapan syariat, dan sebagainya. Perkara-perkara
tersebut haram hukumnya dan seorang pelajar dilarang untuk melakukannya.
4.
Selalu berdoa
kepada Allah ta'ala
Salah satu adab
menuntut ilmu dalam Islam yang harus diamalkan oleh murid adalah selalu berdoa
kepada Allah. Hendaknya setiap pelajar senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat
kepada Allah dan memohon pertolongan kepadaNya dalam mencari ilmu serta selalu
merasa butuh kepadaNya. Inilah yang dicontohkan Rasulullah shalallahu
alaihi wassalam di mana beliau senantiasa berdoa kepada Allah memohon
ilmu yang bermanfaat: "Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang
bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima." (HR. Ibnu
Majah/shahih)
B.
Adab Murid kepada Guru
1. Murid Harus Menghormati Gurunya
Guru adalah orang
yang paling berjasa dalam penyebaran ilmu, apalagi jika yang disebarkan adalah
ilmu agama Islam. Bahkan kata nabi, guru adalah pewarisnya, sebab Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam tidak mewariskan harta atau yang lainnya, kecuali
ilmu. Jadi seorang pelajar sangat dianjurkan sekali menghormati gurunya dan itu
salah satu adab murid saat menuntut ilmu.
2.
Adab Pelajar Saat Duduk di
Hadapan Guru
Saat sedang belajar
di hadapan guru, hendaknya memperhatikan adab-adab duduk yang baik, seperti
tidak membentangkan kaki, tidak bersandar, duduk rapi, tenang, tawadhu, mata
tertuju pada guru, tidak tertawa keras, tidak duduk di tempat yang lebih
tinggi, juga tidak membelakangi gurunya.
3.
Adab Murid
Saat Berbicara dengan Guru
Berbicara dengan guru yang telah
mengajarkan kebaikan haruslah lebih baik dibandingkan jika berbicara kepada
orang lain. Adab ini telah dicontohkan oleh Imam Abu Hanifah saat berbicara di
hadapan gurunya, Imam Malik. Jika ia berada di depan Imam Malik layaknya
seorang anak di hadapan ayahnya
4.
Adab Siswa
Bertanya kepada Guru
Kalau kita tidak mengetahui sesuatu
maka kita diperintahkan untuk bertanya kepada ahlinya, sebagaimana firman Allah
dalam Qs. An-Nahl: 43. "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali
orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (Qs. An-Nahl:
43)
Dengan bertanya maka akan terobati
ketidaktahuan kita serta kita akan mendapatkan ilmu. Dalam Islam bertanya
memiliki sejumlah adab, di antaranya adalah pertanyaan itu harus disampaikan
dengan tenang, penuh kelembutan, jelas, singkat dan padat, juga tidak menanyakan
pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya.
Selain itu dilarang bertanya sampai
diizinkan oleh gurunya. Tunggulah sampai ia mengizinkan untuk bertanya.
Kemudian doakanlah guru setelah mendapat jawaban darinya. Seperti
mengatakan Barakallahu fiik atau Jazakallahu khairan'
atau yang lainnya.
5.
Mendengarkan
Pelajaran yang Disampaikan Gurunya
Kasus mengabaikan penjelasan gurunya
sering dilakukan oleh peserta didik, padahal perbuatan tersebut jauh dari apa
yang dipraktekan oleh para ulama. Mereka sangat memperhatikan adab dalam
belajar dengan diam dan mendengarkan penjelasan gurunya.
Kita dapat mengambil pelajaran dari
Yahya bin Yahya al-Laitsi, di mana ia tak beranjak dari tempat duduknya saat
para kawannya keluar melihat rombongan gajah yang lewat di tengah pelajaran. Ia
mengetahui tujuannya duduk di sebuah majelis adalah mendengarkan apa yang
dikatakan gurunya bukan yang lain.
6. Mengikat Ilmu atau Pelajaran dengan Tulisan
Ketika sedang belajar, seorang
penuntut ilmu harus mencatat pelajaran, agar ilmu yang didapatkannya tidak
hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali ia mengulangi
pelajarannya
7.
Mendoakan Guru
Adab menuntut ilmu
yang terakhir adalah mendoakan gurunya, karena guru adalah orang yang telah
menyampaikan kebaikan kepada kita. Maka sebagai bentuk balasan kepada mereka,
hendaklah kita mendoakannya. Semoga Allah membalas kebaikan mereka. Orang-orang
shalih dahulu pernah menyampaikan, "Tidaklah aku mengerjakan shalat
kecuali aku pasti mendoakan kedua orangtuaku dan guru-guruku semuanya."
C.
Adab Pelajar kepada Dirinya Sendiri
Dalam mencari ilmu diperlukan kesungguhan. Seorang
pelajar tidak boleh bermalas-malasan, sehingga dari sini terbentuklah adab
santri kepada dirinya sendiri.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam barsabda,
"Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang: yaitu (1) orang yang
rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan (2) orang yang rakus
terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya." (HR. Al-Baihaqi)
1.
Menjauhi dosa salah satu adab menuntut ilmu
Adab seorang pelajar adalah
senantiasa menjauhi dosa dan maksiat. Sebab seseorang akan terhalang dari ilmu
yang bermanfaat dikarenakan banyak melakukan dosa dan maksiat. Selain itu, dosa
dapat mendatangkan siksa Allah.
Diceritakan pada suatu hari Imam Syafii
pernah merasakan hafalannya sedikit berkurang dari hari-hari biasanya. Kemudian
ia mengeluhkan hal tersebut kepada gurunya, Waqi'. Imam Syafii berkata,
"Aku mengeluhkan kepada Waqi' akan buruknya hafalanku. Maka dia
membimbingku untuk meninggalkan maksiat. Dia berkata, 'Ketahuilah ilmu adalah
keutamaan. Dan keutamaan Allah tidak akan diberikan kepada ahli maksiat."
2.
Tidak sombong dan tidak
malu dalam menuntut Ilmu agama Islam
Di antara adab
seorang pelajar saat menuntut ilmu di kelas adalah tidak sombong dan tidak malu
dalam menanyakan ilmu. Sebab kedua hal itu dapat menghalangi semangat mencari
ilmu. Mujahid berkata, "Orang yang malu dan sombong tidak akan mau
mempelajari ilmu."
3.
Bercita-cita yang tinggi
Setiap pelajar harus
memiliki tujuan dan cita-cita yang tinggi. Ini adalah perkara penting bagi para
pelajar dalam menuntut ilmu. Cita-cita yang tinggi akan menjadikan kita tetap
sabar menghadapi masa-masa sulit. Sebaliknya orang yang bercita-cita rendah
akan menjadi penakut, pengecut dan mudah menyerah.
4.
Menuntut ilmu harus bersabar
Dalam mencari Ilmu
kita harus sabar, tidak terputus di tengah jalan dan merasa bosan. Sebab,
mencari ilmu itu membutuhkan kesungguhan dan usaha yang terus-menerus. Inilah
yang disampaikan oleh ayah Yahya bin Abi Katsir, ketika ia berkata, "Ilmu
itu tidaklah didapat dengan jasad yang santai."
5.
Mengamalkan ilmu adalah adab menuntut ilmu paling
utama
Hari ini banyak
pelajar yang belajar agama hanya untuk menambah wawasan, tapi mereka enggan
mengamalkannya. Padahal seharusnya ilmu dipelajari untuk meningkatkan amalan.
Karena amalan itu adalah buah dari ilmu. Ibnu Mas'ud berkata, "Siapa yang
belajar ilmu (agama) lantas ia tidak mengamalkannya, maka hanya kesombongan
pada dirinya yang terus bertambah."