Jumat, 17 Maret 2017

PAGELARAN MALAM BULAN PURNAMA DAN PENGENALAN LEGENDA PUTRI JAWI (Tugas Sejarah SMAN 1 PASURUAN)

PAGELARAN MALAM BULAN PURNAMA DAN PENGENALAN LEGENDA PUTRI JAWI
Enynditya Eka Tsamar
Ismi Roichatul Jannah
Abstrak : Candi Jawi adalah sebuah andi peninggalan Kerajaan Singasari yang terletak di Kabupaten Pasuruan.  Sejarah berdirinya Candi Jawi tentu sudah banyak yang mengetahuinya. Beberapa tahun terakhir, setiap bulan purnama diadakan pagelaran dengan latar belakang Candi Jawi dan bulan purnama. Dalam pagelaran ini, berbagai kesenian dari berbagai daerah, terutama kesenian asal Pasuruan, ditampilkan dalam pagelaran.
A.    Sekilas tentang Candi Jawi
Candi Jawi (nama asli: Jajawa) adalah candi yang dibangun sekitar abad ke-13 dan merupakan peninggalan bersejarah Hindu-Buddha. Kerajaan Singhasari yang terletak di terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa TimurIndonesia, sekitar 31 kilometer dari kota Pasuruan. Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan – Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir SinghasariKertanegara. Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.
B.     Pagelaran Malam Bulan Purnama
Perintisan Pagelaran Malam Bulan Purnama ini tidak ada hubungannya dengan asal mula sejarah Candi Jawi.
Perintisan Pagelaran Malam Bulan Punama didasari oleh kegiatan anak-anak kecil pada zama dahulu. Pada zaman dahulu, setiap malam bulan purnama banyak anak kecil yang  bermain dolanan tradisional seperti, gasing, jaranan, congklak, petak umpet, dan lain-lain. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, dolanan-dolanan tersebut sudah tidak banyak lagi yang memainkannya.
Oleh karena itu, Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan merintis Pagelaran Malam Bulan Purnama di Candi Jawi untuk melestarikan budaya dan kesenian dari daerah-daerah terutama kesenian asal Pasuruan agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman yang semakin maju.
Perintis Pagelaran Malam Bulan Purnama
1.      Kepala Bidang Seni dan Kebudayaan, Thruno Aritona
2.      Kasi Pelestarian Budaya dan Kesenian, Lilik Susilowati
3.      Staf Seni Budaya, Hari Untung P.S
Pagelaran Malam Bulan Purnama pertama kali digelar pada tahun 2010 dan di resmikan oleh Bupati Pasuruan pada masa itu, yaitu Bapak Dade Angga. Sejak saat itu, Pagelaran Malam Bulan Purnama ini rutin dilaksanakan setiap bulannya pada tanggal 15 kalender jawa, tepat saat terjadinya bulan purnama.
Untuk mengenalkan acara pagelaran ini pada dunia, pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan bekerja sama dengan travel dan agen. Dinas Pariwisata akan memberikan jadwal pagelaran kepada travel dan agen agar banyak turis asing yang menyaksikan pagelaran.
Dalam pagelaran, ditampilkan berbagai kesenian dan kebudayaan asli Pasuruan untuk memfasilitasi seniman-seniman yang ada di Pasuruan. Kesenian yang ditampilkan antara lain, macam-macam tari, drama tari campur sari putri jawi, musik, ludruk, pencak silat, dan lain-lain. Beberapa kesenian dan kebudayaan yang ditampilkan bukan hanya dari daerah Pasuruan saja, namun juga ada kesenian yang berasal dari daerah lain. Seperti Tari Kecak dari Bali dan Tari Reog dari Ponorogo.
Kesenian yang ditampilkan disesuaikan dengan tema pagelaran. Setiap bulannya akan ada tema yang berbeda. Seperti saat bulan Ramadhan, pagelaran mengambil tema kasidah.
C.     Legenda Putri Jawi
Perluasan Majapahit berhasil menaklukkan pulau Bali atau Brang Wetan sehingga mau tidak mau kerajaan – kerajaan Bali atau Brang Wetan harus labuh ke Majapahit, dikirimlah Putri yang cantik jelita bernama Putri Jawi sebagai tanda asok abon putri penungkul untuk dijadikan garwa selir oleh raja Majapahit agar terjalin hubungan baik antara kedua Negara.
Dalam perjalanan dari Bali ke Majapahit Putri Jawi dikawal oleh seorang Patih yang sakti mandraguna bernama Patih Kebo Suwayuwo.
Witing tresna jalaran saka kulina, karena sering bercengkrama dengan sang Putri Jawi akhirnya Kebo Suwayuwo jatuh cinta kepada sang Putri Jawi. Ia lupa akan tugasnya untuk mengawal sang Putri sebagai calon garwa selir sang Raja Majapahit. Terjadilah perang batin antara tugas kerajaan dan rasa cinta yang menghujam.
Perjalanan mereka sudah mendekati kota Raja Majapahit. Akhirnya Kebo Suwayuwo mencoba untuk mengatakan isi hatinya kepada Putri Jawi. Alangkah kagetnya Kebo Suwayuwo mendengar bahwa cintanya ditolak oleh Putri Jawi, seperti mendengar petir disiang bolong. Sang Putri lari karena takut Kebo Suwayuwo marah dan mengejar dirinya, agar tidak ketahuan oleh Putri Jawi maka Kebo Suwayuwo menggali tanah untuk jalannya mengejar Putri Jawi, dan desa itu sekarang bernama desa Ngerong. Karena tergopoh – tergopoh sang Putri sampai kehilangan gelang tangannya dan desa itu sekarang bernama desa Nggelang.Tibalah sang Putri disuatu tempat yang masyarakatnya merasa iba dan akhirnya menolong sang Putri dengan cara memberi pagar perlindung, kemudian desa itu sekarang bernama Rajek (pagar).
Kejadian larinya Putri Jawi terdengar juga oleh sang Raja Majapahit, akhirnya diutuslah beberapa prajurit pilihan untuk menolong sang Putri Jawi. Perang tanding antara Kebo Suwayuwo dan Prajurit Majapahit tak terhindarkan, banjir darah tidak terhindarkan sampai – sampai terlihat seperti kali getih (sungai darah) yang sekarang menjadi nama sebuah sungai didaerah Tretes – Pandaan. Banyak tetesan darah dimana – mana, yang sekarang bernama Tretes.
Kedigdayan Kebo Suwayuwo tidak terbendung oleh siapapun, akhirnya datanglah seorang yang sakti bernama Ki Ageng Pandak yang mencoba menghentikan kemurkaan Kebo Suwayuwo. Namun walau sama – sama kuat dan berimbang tapi Ki Ageng Pandak tetap tewas juga oleh Kebo Suwayuwo dengan cara ketika tertidur dibunuh oleh sang Suwayuwo.
Sebelum meninggal, Ki Ageng Pandak berpesan kepada Putri Jawi agar sang Putri berpura – pura mau diperistri oleh Kebo Suwayuwo asalkan dengan syarat harus dibuatkan sumur yang bersumber jernih. Syarat tersebut disanggupi oleh Kebo Suwayuwo. Karena tanahnya tandus, maka sumur itu tidak juga mengeluarkan air. Setelah dirasa cukup dalam dan tidak terdengar suaranya, oleh sang Putri Jawi dibantu Prajurit Majapahit sumur tersebut  ditimbuni dengan  bebatuan. Sekarang desa itu bernama desa Suwayuwo dan tempat meninggalnya Ki Ageng Pandak bernama Pandaan, yang sekarang menjadi Kecamatan Pandaan di Kabupaten Pasuruan.. Sang Putri Jawi memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan dan bermukim di suatu desa, yang sekarang bernama desa Jawi.
D.    Pengenalan Legenda Putri Jawi dalam Pagelaran
Putri Jawi ini hanyalah sebuah legenda yang belum terbukti secara otentik tentang keberadaannya, namun legenda Putri Jawi ini telah menambah khasanah budaya nusantara yang terkenal Adi Luhung dan beraneka ragam jenisnya. Semoga Drama Tari Campursari dengan judul Putri Jawi bisa menambah wawasan kita semua, bahwa betapa kayanya bangsa kita, betapa beragamnya budaya kita.
Untuk mengenalkan legenda Putri Jawi, setiap pembukaan Pagelaran Malam Bulan Purnama dibacakan kisah Putri Jawi. Jika tema yang digunakan memungkinkan, legenda Putri Jawi akan ditampilkan dalam bentuk drama tari campursari.




LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Pedoman Wawancara;
1.      Bagaimana asal mula tradisi Pagelaran Malam Bulan Purnama?
2.      Apakah asal mula Pagelaran Malam Bulan Purnama berhubungan dengan sejarah Candi Jawi?
3.      Sejak kapan Pagelaran Malam Bulam Purnama digelar?
4.      Apakah acara Pagelaran Malam Bulan Purnama sudah dikenal sampai mancanegara?
5.      Siapa saja perintis acara Pagelaran Malam Bulan Purnama?
6.      Kesenian apa saja yang ditampilkan?
7.      Bagaimana cerita legenda Puti Jawi?
8.      Bagaimana usaha untuk mengenalkan legenda Putri Jawi ke dunia luar?

BIODATA INFORMAN
Informan I
Nama                    : Hari Untung P.S.
Umur                    : 40 tahun
Alamat                 : Jalan Raya Pleret Selatan No.1
Posisi Informan    : Staf Seni Budaya
Informan II
Nama                    : Refli
Umur                    : 36 tahun
Alamat                 : Perum Kebon Candi

SUMBER :
Wawancara dengan pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan
Artikel Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Jawi

0 komentar:

Posting Komentar