AWAL KEDUDUKAN JEPANG
Jepang : Suwanto
Istri : Winda Ariani
Belanda : Andreas Anthoni Wiyanto
Penyiar : Eva Zerlina Widyawati
Rakyat 1 : Ronaa Roosyidah Nabiilah
Rakyat 2 : Ismi Roichatul Jannah
Rakyat 3 : Nur Hidayatul Maulidya
Rakyat 4 : Rizqita Niswatul Mulia
Rakyat 5 : Fatimatuz Zahro
Tentara 1 : Zul Hilmi Hadyan Putra
Tentara 2 : Ali Husin
Awal mula
ekspansi Jepang ke Indonesia didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk
keperluan perang. Menipisnya persediaan minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang untuk
keperluan perang ditambah pula tekanan dari pihak Amerika yang melarang ekspor minyak
bumi ke Jepang. Pada tahun 1941, Akmiral Isoroku Yamamoto mengembangkan
strategi perang untuk memerangi Amerika, Inggris, dan Belanda. Pada tanggal 7
Desember 1941, Jepang meneyerang Armada Pasifik Amerika di Pearl Harbour.
SCENE
1
Jepang : Okaa-san… Lihat ini! (Sambil
memperlihatkan sebuah surat kabar)
Istri : Memangnya itu apa?
Jepang :
Surat pelarangan ekspor dari pihak Amerika, rupanya mereka belum tau siapa kita.
Istri :
Lalu apa yang akan otou-san
lakukan?
Jepang :
Tentu saja kita tunjukan kepada mereka siapa kita.
Istri :
Sudahlah. Tidak perlu otou-san melakukan itu.
Jepang :
Diamlah! Kamu itu tidak tau apa-apa.
(Video Perang Pasifik)
Sebelum kedatangan
Jepang ke Indonesia, radio-radio Jepang sering menyiarkan radio dalam Bahasa
Indonesia. Setiap malam, Jepang akan menyiarkan berita dalam Bahasa Indonesia
dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya.
SCENE 2
Penyiar : Selamat malam untuk seluruh orang Indonesia yang sedang
mendengarkan siaran kali ini. Jepang berjanji akan membantu semua rakyat
Indonesia. Alangkah baiknya jika rakyat
Indonesia berontak melawan Belanda, sebelum Jepang mendarat agar semakin
mempermudah Jepang dalam mengusir Belanda nanti. Ingat, Jepang datang bukan
untuk menjajah Indonesia melainkan memerdekakan bangsa Indonesia. Sekarang langsung
kita dengarkan lagu Indonesia Raya agar semangat pendengar semua semakin
berkobar. Selamat mendengarkan.
Rakyat 1 : Semoga saja semua itu bukan hanya
janji-janji belaka.
Pada tanggal 1 Maret
1942 sebelum matahari terbit, Jepang mendarat di 3 tempat di pulau Jawa, yaitu
Banten, Indramayu, dan Rembang. Tujuan Jepang datang ke Indonesia adalah untuk
mencari bahan Industri perang dan minyak bumi karena Jepang sedang melakukan
Perang Pasifik melawan Amerika dan mereka kehabisan bahan industri perang. Selain
sumber daya alam, sumber daya manusia di Indonesia juga dimanfaatkan oleh
Jepang untuk keperluan Perang Pasifik.
SCENE
3
Jepang : Selamat malam rakyat Nusantara, kami dari Jepang
sangat membutuhkan beberapa bahan perang yang ada di sini. Kami berjanji akan
membebaskan kalian dari Belanda dan membuat hidup kalian semakin sejahtera.
Rakyat 2 : Apakah yang kau bicarakan itu bukan hanya janji semata?
Kau akan menepatinya?
Jepang : Kami di sini tidak untuk menjajah kalian. Kami hanya
membutuhkan beberapa bahan perang.
Rakyat 2 : Baiklah. Kami izinkan kalian untuk menginjak tanah
Nusantara kami. Tapi awas saja jika sampai kalian membohongi kami seperti
orang-orang dari negeri barat.
Sementara rakyat yang
sudah mendengar kedatangan Jepang terus membicarakan orang dari Asia Timur itu.
Rakyat ada yang pasrah dan mananti janji yang diberikan oleh Jepang. Namun,
rakyat juga takut jika mereka dibohongi lagi oleh negara-negara yang sebelumnya
pernah singgah ke Indonesia
SCENE 4
Rakyat 4 : Sudah tahu belum tentang kedatangan
Jepang?
Rakyat 5 : iya saya juga sudah tahu.
Rakyat 1 : Kak, denger deh!
Siaran : Hai orang-orang Indonesia.
Jepang sudah sampai di Indonesia. Tidak lama lagi mereka akan membantu kalian
semua agar terbebas dari penjajahan Belanda.
Rakyat 2 : Semoga Jepang memang memiliki niat
baik bagi negeri ini.
Rakyat 3 : Halah… lupa apa kalian? Belanda juga
datang baik-baik. Tetapi nyatanya.
Rakyat 4 : Kita mah sebagai rakyat biasa tidak
tahu apa-apa.
Rakyat 5 : Semua apa kata orang putih itu.
Rakyat 1 : Lalu kapan kita bisa berdiri
sendiri?
Rakyat 2 : Suatu saat nanti.
Rakyat 3 : Jangan mimpi! Itu mah gak masuk
akal.
Rakyat 5 : Hushh!
Untuk membuat rakyat
Indonesia semakin percaya pada Jepang, Jepang menyerang Belanda dan merebut
pangkalan udara Kalijati. Sehingga pada tanggal 8
Maret 1942, Belanda menyerah kepada Jepang atas Indonesia ditandai oleh perundingan
di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Pihak Pemerintah Belanda diwakili oleh panglima
tentara Belanda Letjen. Ter Poorten dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda
Van Starkenborgh Stachouwer, sedangkan pihak
pemerintah Jepang diwakili oleh Jenderal Hitoshi Imamura.
SCENE 5
Belanda : Kemana Jepang
ini? Sampai jam segini belum datang-datang juga.
(Jepang datang)
Jepang :
Mari segera kita mulai!
Belanda :
Saya menyerah kalah.
Jepang : Belanda harus menyerah tanpa
syarat kepada Jepang. Dan semua daerah jajahan Belanda diserahkan kepada
Jepang. Sekarang cepat tandatangani surat perjanjian ini!
(Belanda dan
Jepang menandatangani surat Perjanjian Kalijati)
Jepang : Bagus. Tentara tangkap dia dan
kembalikan ke negaranya
Belanda : Apa yang kamu inginkan?
Jepang : Tentu saja Indonesia.
Belanda : Dasar manusia serakah!
(Belanda dibawa
oleh tentara Jepang)
Esok harinya Senin tgl 9 Maret 1942, jam 6.00 pagi NIROM (Nederlandsch
Indische Radio Omroep Maatschappij) ternyata masih membuka siarannya dengan lagu kebangsaan
“Wilhelmus”. Masih dikumandangkannya lagu Wilhelmus sampai tanggal 18 Maret
1942 ternyata berbuntut panjang. Pihak penguasa Jepang menganggapnya sebagai
pembangkangan. Sejumlah petugas radio ditangkap dan sebagian
dari mereka atas perintah Imamura.
SCENE 6
Penyiar Belanda:
Oke hanya sekedar untuk mengingat, mari kita dengarkan bersama lagu kebangsaan
Belanda.
(Diputar lagu kebangsaan Belanda)
Tentara 1 : Hei! Apa yang kamu lakukan? (Tentara Jepang tiba-tiba masuk ke ruangan
radio)
Penyiar Belanda:
Hah??
Tentara 2 :
Kamu tahu barusan itu adalah suatu kesalahan yang fatal.
Penyiar Belanda: Tapi
saya tidak berniat untuk memberontak!
Tentara 1 : Tetap saja. Kamu harus menerima
konsekuensinya.
Penyiar Radio : Lepaskan aku!
Tentara 2 : Kejar! Jangan biarkan dia lolos.
(Penyiar Radio yang
dikejar Tentara Jepang itu tanpa sengaja menabrak salah satu rakyat)
Rakyat 4 : Hei! Kenapa kamu?
Tentara 1 : Tembak saja dia!
Tentara 2 : (Menembak Penyiar Radio Belanda)
(Rakyat tersebut berlari
meninggalkan tempat tkp)
Tentara 2 : Dia mati!
Tentara 1 : Ya uda biasa aja.
Tentara 2 : Lalu kita apakan mayat ini?
Tentara 1 : Buang sajalah dia.
SCENE 7
Kemenangan
Jepang atas Belanda terus digembor-gemborkan di radio agar seluruh rakyat
Indonesia bisa mendengarnya. Untuk semakin mendapat simpati dari rakyat,
propaganda demi propaganda terus dilakukan. Mulai dari memperbolehkan
pengibaran bendera merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan melarang
penggunaan Bahasa Belanda.
Siaran : Selamat
siang untuk seluruh orang Indonesia yang sedang mendengarkan siaran kali ini. Sekarang
Jepang telah berhasil mengusir Belanda dari negeri kita tercinta. Masih ingat janji
jepang bagi negeri ini? Yapp benar, Jepang berjanji akan membantu semua rakyat
Indonesia kepada suatu kemerdekaan yang kita semua impikan. Tentu saja sebelum kemerdekaan itu terjadi, biasakan bagi
kita untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu
kalian juga dibebaskan untuk mengibarkan bendera merah putih.
Rakyat 2 : Tuh denger! Tanda-tanda kemerdekaan negeri ini.
Rakyat 1 : hmmm… Maksudnya?
Rakyat 3 : Kamu itu masih terlalu polos, ga tau apa-apa!
(Rakyat 4 berlari
dengan wajah yang ketakutan)
Rakyat 5 : Kamu kenapa?
Rakyat 4 : Tentara Jepang membunuh seseorang.
Rakyat 2 : Apa sebabnya?
Rakyat 4 : Aku tidak tahu pasti.
Rakyat 3 : Tuh kan. Bukankah aku sudah pernah
bilang. Jangan terlalu percaya dengan mereka
Rakyat 5 : Sudah sudah. Sekarang diminum dulu
teh nya.
Rakyat 1 : Tentara Jepang ternyata kejam ya?
Rakyat 3 : Iya anak manis. Mangkannya dengerin
omongan kakak.
(Datanglah kedua
tentara Jepang)
Tentara 1 2 : Ayo semuanya kumpul!
Rakyat 3 : Apalagi rencana mereka kali ini? Ah
sudahlah ini membuang waktuku saja! Dik mau ikut. Kakak pengen pergi ke sana.
Rakyat 1 : Boleh. Adik beli in kerupuk ya kak.
Rakyat 2 : Kenapa dengan dia?
Rakyat 5 : Sudahlah jangan hiraukan dia.
Biarkan saja.
(Jepang dan
Istrinya datang)
Istri : Hai Indonesia. Apa kabar
kalian semuanya?
Jepang : Kita datang di Indonesia untuk
membawa indonesia menjadi negeri yang merdeka. Kalian percaya?
Rakyat : Percaya. (Ucap rakyat serempak dan dilanjutkan tepuk tangan riuh).
Jepang : Ingat bahwa kita adalah saudara
tua kalian. Kita akan membawa kalian kepada kemerdekaan yang sudah kalian
impi-impikan.
(Semua yang ada
bertepuk tangan)
Rakyat
1 : Hallo. Hoe gaat
het?
Jepang : Siapa itu?
Rakyat 5 : Apa yang kamu katakan? Jaga
perkataanmu.
Tentara 1 : Suaranya gadis itu, Han.
Jepang : Tangkap dia. Beraninya kamu
menggunakan Bahasa Belanda.
Istri : Ottou-san apa yang kau lakukan?
Jepang :
Diam!
Tentara 2 :
Dasar penghianat!
Rakyat 2 :
Lepaskan dia saya mohon.
Rakyat 4 :
Lihatlah dia masih kecil. Dia belum tau apa-apa.
Rakyat 3 :
Dasar pecundang! Lepaskan dia!
Rakyat 5 :
Saya mohonn…
Untuk mengambil
simpatik dari rakyat Indonesia, pemerintah
Jepang mula-mula bersikap lunak dan memberi hati kepada rakyat Indonesia, tepi akhirnya
berlawanan dengan apa yang dijanjikan oleh pemerintah meliter Jepang. Memang awal
mulannya Jepang melakukan kerjasama dengan Indonesia demi kepentingan Asia
Timur Raya, dan untuk merealisasikan
kerjasama tersebut, Jepang memdirikan organisasi yang bernama Gerakan Tiga A
dengan semboyan “ Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon Cahaya Asia”. Organisasi ini dibentuk
April 1942 dengan maksud mengkonsilidasi rakyat guna melawan perperangan dengan
kolonial secara bersama-sama dengan Jepang.
Sangat menarik untuk dilihat, satu yang terbaik Aplikasi film drama korea tinggal Download aplikasi drama korea secara gratis dilayar smartphone kamu hanya dengan Download MYDRAKOR di Googleplay, gratis bisa nonton dimana dan kapan saja.
BalasHapushttps://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main
https://www.inflixer.com/
Menginspirasi
BalasHapusGak ngarti ahk kambing
BalasHapusMeyen
BalasHapusabr2k20
huuuu
BalasHapus