Pertengkaran Petama
Jum’at, 25 Agustus 2013.
Seperti biasa hari ini aku
pergi sekolah. Aku adalah siswi di salah satu sekolah menengan pertama di kota
Pasuruan. Sekarang aku udah berada di kelas 9. Tepatnya 9A. Seperti biasa di
kelas, banyak saja kegilaan – kegilaan yang selalu bisa ngebuat semua siswa di
dalamnya tertawa terpingkal – pingkal, termasuk aku.
Waktu istirahat.. Aku, Rifa,
Ferdi, membicarakan tentang sebuah festival yang di adakan pada hari Minggu. Kita
berencana untuk pergi bersama ke festival tersebut. Kebetulan festival itu
dekat dengan rumah Ferdi. Akhirnya Kita bertiga berencana untuk pergi bersama. Aku
sebenarnya mau mengajak Eka, tapi ternyata Eka ada try out di tempat lesnya.
Sepulang sekolah, Aku dan Rifa
berkomunikasi lewat handphone untuk membahas masalah festival yang tadi pagi
mereka bicarakan di sekolah. Aku menyuru Rifa untuk ke rumahku dulu sebelum
festival. Rifa baru memberi tau ku kalau Rifa mengajak Malik untuk ikut melihat
festival itu juga. Dan Rifa meminta Malik untuk menjemputnya dan mengantarnya
ke rumahku. Malik adalah sahabat ku, Rifa mengenal Malik karena aku yang
mengenalkannya.
Setelah tau kalau Malik yang
akan menjemput Rifa, Aku langsung mengirim pesan kepada Malik. “Lo mau ikut
hari minggu ke festival? N katanya lo mau nganterin Rifa ke rumah?” isi pesan
ku. Malik langsung membalas pesan dariku itu, dan dia mengiyakan pertanyaanku
tadi.
Aku ngerasa ada yang aneh. Gak
biasanya Malik mau jemput temen cewek. Dan aku inget cerita Malik sama
mantannya Lyla. Dulu Malik suka sama Lyla karena Lyla anaknya asik dan kalau di
sekolah selalu ramah. Dan... sifat Rifa sama Malik juga sama. “gak menutup
kemungkinan Malik suka sama Rifa”. Gumamku dalam hati.
Akhirnya aku langsung
menanyakannya sama Malik. Apa dia suka sama Rifa?? Tapi Malik gak mau jawab
pertanyaanku. Berkali – kali aku tanya sama Malik, Malik gak pernah jawab.
Malik tanya lokasi rumah Rifa sama aku. Aku bilang mau ngasi tau rumah Rifa asalkan
Malik mau ngasi tau tentang perasaannya pada Rifa. Tapi Malik gak mau ngasi
tau.
Akhirnya aku marah sama Malik.
Aku bilang sama dia kalau aku nyuru dia lihat festival sendiri sama Rifa, biar
aku lihat sama Ferdi. Dia malah bilang dia gak mau ikut kalau aku gak ikut. Ya
udah aku biarin.
Mungkin memang bukan masalah
besar dan ini bukan urusanku. Tapi ini berkaitan sama kepercayaan. Malik gak
mau ngasi tau aku, berarti Malik gak percaya sama aku sebagai sahabatnya.
Akhirnya semalaman aku cuekin dia. Semua pesan Malik aku balas dengan sinis dan
singkat, ada juga yang gak aku balas. Biarin aja aku tinggal dia tidur.
---
Sabtu, 26 Agustus 2013.
Pagi ini di sekolah free
karena ada pengambilan raport tengah semester atau raport sisipan dan rapat
wali murid kelas 9. Jadi hari ini bebas bawa hp. Sebenernya aku masih kepikiran
masalahku tadi malam sama Malik. Aku gak bilang sama Rifa kalau aku berantem
sama Malik gara – gara dia, karena lebih baik gak ada yang tau. Tapi yaudahlah.
Aku hari ini akan sibuk. Jadi gak perlu mikirin itu.
Pagi – pagi aku harus
membuatkan pidato yang akan dibacakan ketua kelas di depan wali murid kelas 9A
untuk penarikan uang pembuatan baju. Sekitar jam 8, aku ke depan ruang
multimedia untuk menunggu ibu ku. Dan.. di sana aku, Chandra, Rifa, Sepri dan
Ferdi di suru menjaga absen wali murid dan juga membagikan aqua ke wali murid
kelas 9 yang sedang rapat. Setelah selesai membagikan aqua, aku kembali menjaga
absen wali murid dan memasang muka seramah mungkin.
Dan waktu aku sama temen –
teman duduk menjaga absen, aku lihat Malik sama Ozy. Itu pertama aku lihat
Malik hari ini di sekolah. Malik terus – terusan ngelihat aku. Tapi aku cuekin
dia. Jujur aku masih sebel sama dia. Setelah rapat selesai, aku di suru wali
kelas ku untuk ke kelas mengurusi semua keperluan wali murid.
Waktu wali murid ada di dalam
kelas untuk mengambil raport, aku dan teman – teman menunggu di depan kelas.
Aku gak tau kalau Rifa ternyata sms’an sama Malik. Tiba – tiba aja Rifa
menunjukkan sms Malik sama aku dan nanya kenapa aku marah sama Malik. Aku
bilang sama Rifa kalau aku gak marah sama Malik. Tentu saja aku bohong. Dan
Rifa menyuruku untuk membalas sms Malik tadi. Aku membalasnya masih sama kata –
kata yang agak kasar. Aku menyuruhnya untuk tak bilang masalahku dengannya sama
Rifa. Lebih baik Rifa gak tau apa – apa.
Aku langsung nge-delete pesan
yang aku kirimkan pada Malik lewat handphonnya Rifa. Lalu aku langsung
mengirimkan pesan ke Malik lewat handphoneku sendiri. Aku menyurunya untuk tak
bilang apa – apa sama Rifa. Malik nurut juga, dia tidak bilang apa yang aku
bicarakan dengannya lewat handphonenya Rifa. Rifa memaksa mau tau dan terus
tanya sama Malik. Tapi Malik gak ngasi tau. Dan kalau Rifa tanya pada ku, aku
selalu menjawab “bukan pesan apa – apa”.
Akhirnya Rifa tak membahas itu
lagi. Aku dan Rifa langsung pergi ke kelas 9D untuk mengerjai teman ku yang
hari ini ultah. “pyarr” telurnya langsung kena kepala temanku. Berhasil dech
ngerjain temenku. Lalu Rifa pulang sama Om nya. Aku masih nunggu ibu ku karena
ibu ku masih ada keperluan dengan wali kelas ku dan sama ibu Eka juga.
Sambil nunggu ibu ku, aku
masih sms’an sama Malik. Malik terus merayuku dengan nada memelas agar mau
memaafkannya. Aku emang udah bilang aku udah maafin dia. Tapi aku masih tetep
cuek sama dia. Akhirnya, malamnya aku sama Malik udah baikan dan ngebahas
masalah besok hari Minggu mau lihat festival. Dan blablabla.. intinya dia jadi
mau ikut.
---
Minggu, 27 Oktober 2013.
Aku udah memasang alarm jam 12
malam buat ngucapin ultah pada salah satu sahabatku. Lalu aku langsung tidur
lagi karena besok aku mau main lihat festival sama teman – teman. Pagi – pagi
aku langsung bangun dan menyelesaikan pekerjaan rumah biar aku gak telat. Aku
sama temen – temen udah janjian jam 8 di rumah Ferdi.
Jam 8 Rifa datang ke rumah,
aku dan Rifa langsung cepat – cepat pergi ke rumah Ferdi karena Ferdi dan Sepri
udah nungguin. Acara festivalnya udh mau di mulai. Aku dan Rifa udah ada di
rumah Ferdi. Tapi aku masih nungguin Malik sama Firman. Karena lama, Malik
menyuruhku untuk berangkat duluan. Dan janjian ketemu di tempat festival.
Aku, Rifa, Sepri dan Ferdi
langsung pergi ke tempat festival rakitan anak smanike. Malik dan Firman
menyusul. Tapi kami gak satu tempat. Aku, Rifa, Sepri, Ferdi, Iwan, dan Febri
di sisi kanan sungai. Sedangkan Malik dan Firman ada di sisi kiri sungai. Aku,
Rifa, Ferdi, Febri, Sepri, dan Iwan masih main di rumah Ferdi bentar. Sekitar
setengah jam lalu kami semua pulang. Sedagkan Malik dan Firman langsung pulang
gitu aja.
Malmnya.. seperti biasa. Tiada
hari tanpa sms’an sama Malik. Aku mengiriminya sebuah biodata. Dan Malik
mengisinya. Terdapat sebuah pesan di biodata tersebut. “Jangan pernah marah
lagi sama aku” Isi pesan itu. Lalu aku sama Malik ngebahas masalah pertengkaan
kami itu. Dan Malik bilang kalau pertengkaran itu harus dikenang. Karena
pertengkaran itu adalah pertengkaran ku yang pertama dengan Malik selama aku
sudah bersahabat dengannya. Aku berharap gak akan ada lagi pertengkaran, anggap
saja pertengkaranku yang kali ini adalah ujian untuk persahabatanku dengan
Malik.
~
THE END ~
Pertengkaran Petama
Jum’at, 25 Agustus 2013.
Seperti biasa hari ini aku
pergi sekolah. Aku adalah siswi di salah satu sekolah menengan pertama di kota
Pasuruan. Sekarang aku udah berada di kelas 9. Tepatnya 9A. Seperti biasa di
kelas, banyak saja kegilaan – kegilaan yang selalu bisa ngebuat semua siswa di
dalamnya tertawa terpingkal – pingkal, termasuk aku.
Waktu istirahat.. Aku, Rifa,
Ferdi, membicarakan tentang sebuah festival yang di adakan pada hari Minggu. Kita
berencana untuk pergi bersama ke festival tersebut. Kebetulan festival itu
dekat dengan rumah Ferdi. Akhirnya Kita bertiga berencana untuk pergi bersama. Aku
sebenarnya mau mengajak Eka, tapi ternyata Eka ada try out di tempat lesnya.
Sepulang sekolah, Aku dan Rifa
berkomunikasi lewat handphone untuk membahas masalah festival yang tadi pagi
mereka bicarakan di sekolah. Aku menyuru Rifa untuk ke rumahku dulu sebelum
festival. Rifa baru memberi tau ku kalau Rifa mengajak Malik untuk ikut melihat
festival itu juga. Dan Rifa meminta Malik untuk menjemputnya dan mengantarnya
ke rumahku. Malik adalah sahabat ku, Rifa mengenal Malik karena aku yang
mengenalkannya.
Setelah tau kalau Malik yang
akan menjemput Rifa, Aku langsung mengirim pesan kepada Malik. “Lo mau ikut
hari minggu ke festival? N katanya lo mau nganterin Rifa ke rumah?” isi pesan
ku. Malik langsung membalas pesan dariku itu, dan dia mengiyakan pertanyaanku
tadi.
Aku ngerasa ada yang aneh. Gak
biasanya Malik mau jemput temen cewek. Dan aku inget cerita Malik sama
mantannya Lyla. Dulu Malik suka sama Lyla karena Lyla anaknya asik dan kalau di
sekolah selalu ramah. Dan... sifat Rifa sama Malik juga sama. “gak menutup
kemungkinan Malik suka sama Rifa”. Gumamku dalam hati.
Akhirnya aku langsung
menanyakannya sama Malik. Apa dia suka sama Rifa?? Tapi Malik gak mau jawab
pertanyaanku. Berkali – kali aku tanya sama Malik, Malik gak pernah jawab.
Malik tanya lokasi rumah Rifa sama aku. Aku bilang mau ngasi tau rumah Rifa asalkan
Malik mau ngasi tau tentang perasaannya pada Rifa. Tapi Malik gak mau ngasi
tau.
Akhirnya aku marah sama Malik.
Aku bilang sama dia kalau aku nyuru dia lihat festival sendiri sama Rifa, biar
aku lihat sama Ferdi. Dia malah bilang dia gak mau ikut kalau aku gak ikut. Ya
udah aku biarin.
Mungkin memang bukan masalah
besar dan ini bukan urusanku. Tapi ini berkaitan sama kepercayaan. Malik gak
mau ngasi tau aku, berarti Malik gak percaya sama aku sebagai sahabatnya.
Akhirnya semalaman aku cuekin dia. Semua pesan Malik aku balas dengan sinis dan
singkat, ada juga yang gak aku balas. Biarin aja aku tinggal dia tidur.
---
Sabtu, 26 Agustus 2013.
Pagi ini di sekolah free
karena ada pengambilan raport tengah semester atau raport sisipan dan rapat
wali murid kelas 9. Jadi hari ini bebas bawa hp. Sebenernya aku masih kepikiran
masalahku tadi malam sama Malik. Aku gak bilang sama Rifa kalau aku berantem
sama Malik gara – gara dia, karena lebih baik gak ada yang tau. Tapi yaudahlah.
Aku hari ini akan sibuk. Jadi gak perlu mikirin itu.
Pagi – pagi aku harus
membuatkan pidato yang akan dibacakan ketua kelas di depan wali murid kelas 9A
untuk penarikan uang pembuatan baju. Sekitar jam 8, aku ke depan ruang
multimedia untuk menunggu ibu ku. Dan.. di sana aku, Chandra, Rifa, Sepri dan
Ferdi di suru menjaga absen wali murid dan juga membagikan aqua ke wali murid
kelas 9 yang sedang rapat. Setelah selesai membagikan aqua, aku kembali menjaga
absen wali murid dan memasang muka seramah mungkin.
Dan waktu aku sama temen –
teman duduk menjaga absen, aku lihat Malik sama Ozy. Itu pertama aku lihat
Malik hari ini di sekolah. Malik terus – terusan ngelihat aku. Tapi aku cuekin
dia. Jujur aku masih sebel sama dia. Setelah rapat selesai, aku di suru wali
kelas ku untuk ke kelas mengurusi semua keperluan wali murid.
Waktu wali murid ada di dalam
kelas untuk mengambil raport, aku dan teman – teman menunggu di depan kelas.
Aku gak tau kalau Rifa ternyata sms’an sama Malik. Tiba – tiba aja Rifa
menunjukkan sms Malik sama aku dan nanya kenapa aku marah sama Malik. Aku
bilang sama Rifa kalau aku gak marah sama Malik. Tentu saja aku bohong. Dan
Rifa menyuruku untuk membalas sms Malik tadi. Aku membalasnya masih sama kata –
kata yang agak kasar. Aku menyuruhnya untuk tak bilang masalahku dengannya sama
Rifa. Lebih baik Rifa gak tau apa – apa.
Aku langsung nge-delete pesan
yang aku kirimkan pada Malik lewat handphonnya Rifa. Lalu aku langsung
mengirimkan pesan ke Malik lewat handphoneku sendiri. Aku menyurunya untuk tak
bilang apa – apa sama Rifa. Malik nurut juga, dia tidak bilang apa yang aku
bicarakan dengannya lewat handphonenya Rifa. Rifa memaksa mau tau dan terus
tanya sama Malik. Tapi Malik gak ngasi tau. Dan kalau Rifa tanya pada ku, aku
selalu menjawab “bukan pesan apa – apa”.
Akhirnya Rifa tak membahas itu
lagi. Aku dan Rifa langsung pergi ke kelas 9D untuk mengerjai teman ku yang
hari ini ultah. “pyarr” telurnya langsung kena kepala temanku. Berhasil dech
ngerjain temenku. Lalu Rifa pulang sama Om nya. Aku masih nunggu ibu ku karena
ibu ku masih ada keperluan dengan wali kelas ku dan sama ibu Eka juga.
Sambil nunggu ibu ku, aku
masih sms’an sama Malik. Malik terus merayuku dengan nada memelas agar mau
memaafkannya. Aku emang udah bilang aku udah maafin dia. Tapi aku masih tetep
cuek sama dia. Akhirnya, malamnya aku sama Malik udah baikan dan ngebahas
masalah besok hari Minggu mau lihat festival. Dan blablabla.. intinya dia jadi
mau ikut.
---
Minggu, 27 Oktober 2013.
Aku udah memasang alarm jam 12
malam buat ngucapin ultah pada salah satu sahabatku. Lalu aku langsung tidur
lagi karena besok aku mau main lihat festival sama teman – teman. Pagi – pagi
aku langsung bangun dan menyelesaikan pekerjaan rumah biar aku gak telat. Aku
sama temen – temen udah janjian jam 8 di rumah Ferdi.
Jam 8 Rifa datang ke rumah,
aku dan Rifa langsung cepat – cepat pergi ke rumah Ferdi karena Ferdi dan Sepri
udah nungguin. Acara festivalnya udh mau di mulai. Aku dan Rifa udah ada di
rumah Ferdi. Tapi aku masih nungguin Malik sama Firman. Karena lama, Malik
menyuruhku untuk berangkat duluan. Dan janjian ketemu di tempat festival.
Aku, Rifa, Sepri dan Ferdi
langsung pergi ke tempat festival rakitan anak smanike. Malik dan Firman
menyusul. Tapi kami gak satu tempat. Aku, Rifa, Sepri, Ferdi, Iwan, dan Febri
di sisi kanan sungai. Sedangkan Malik dan Firman ada di sisi kiri sungai. Aku,
Rifa, Ferdi, Febri, Sepri, dan Iwan masih main di rumah Ferdi bentar. Sekitar
setengah jam lalu kami semua pulang. Sedagkan Malik dan Firman langsung pulang
gitu aja.
Malmnya.. seperti biasa. Tiada
hari tanpa sms’an sama Malik. Aku mengiriminya sebuah biodata. Dan Malik
mengisinya. Terdapat sebuah pesan di biodata tersebut. “Jangan pernah marah
lagi sama aku” Isi pesan itu. Lalu aku sama Malik ngebahas masalah pertengkaan
kami itu. Dan Malik bilang kalau pertengkaran itu harus dikenang. Karena
pertengkaran itu adalah pertengkaran ku yang pertama dengan Malik selama aku
sudah bersahabat dengannya. Aku berharap gak akan ada lagi pertengkaran, anggap
saja pertengkaranku yang kali ini adalah ujian untuk persahabatanku dengan
Malik.
~
THE END ~