Rabu, 06 November 2013

Cerepen "Susah & Senang Bersama"



Susah dan Senang Bersama
Karya : Ismi Roichatul Jannah           
Juli 2011
            Hari ini hari pertama chaca masuk sekolah menengah. Untuk tiga hari kedepan hanya masa orientasi. Ternyata sekarang chaca satu kelas dengan temannya dulu ditaman kanak – kanak, yaitu sepri. Sedangkan teman – teman nya dari sekolah dasar (Ozi,Malik,Okta dan Yanu), tak ada yang satu kelas dengan nya. Setelah selesai Masa Orientasi, kelas di pecah lagi.
Saat chaca masuk kelasnya yang baru, bangku yang kosong hanya tersisa satu. Akhirnya chaca langsung duduk di bangku itu. Chaca tak mengenal siapapun di kelasnya yang baru, hanya mitha dan cika yg kemarin satu kelas dengannya waktu MOS. Chaca langsung berkenalan dengan teman sebangkunya.
            “Hai, namamu siapa?” sapa Chaca memulai perkenalan. “Aku Alvia.” Jawab temannya. “Oohh. Kenalin, namaku chaca.” Timpal Chaca memperkenalkan diri. Sepertinya teman sebangkunya itu anak yang pendiam.
            Lama kelamaan, Chaca akrab dengan teman satu kelas nya. Kepandaiannya membuat Chaca di dekati oleh teman – teman nya. Tapi chaca tidak akrab dengan mereka semua. Karena chaca takut dimanfaatkan. Chaca mempunya dua sahabat dekat yaitu Ela, dan Bulan. Mereka bertiga sering dikenal dengan nama ELLANCHA (Ela, Bulan, Chaca). Selain Bulan dan Ela, chaca juga dekat dengan Febri dan Luri. Kalau sedang berlima, mereka menyebut diri mereka dengan geng smart girl. Selain teman perempuan, chaca juga punya 3 sahabat laki – laki yaitu umar, ahmad, dan sofi.
            Kelas tujuh ini membuat chaca sering naik darah gara – gara kelakuan temannya. Namun karena sahabat – sahabat nyalah chaca bisa menghadapinya. Mungkin chaca tak bisa melakukan apa – apa saat teman – teman  nya memaksa untuk menyontek. Karna waktu itu chaca masih seorang anak yang pendiam dan pemalu. Dan lagian, dia bukan siapa – siapa di kelasnya. Terkadang chaca merasa capek dengan semua kelaskuan teman – temannta padanya ‘seenaknya’.
Tak terasa setahun sudah berlalu Chaca berada dikelas tujuh. Diakhir semester chaca menjadi juara kelas walaupun awalnya dia agak pesimis untuk mendapat juara kelas. Akhirnya chaca bisa terbebas dari terbebas dari teman – temannya yang gak tau terimakasih.
Juli 2012
            Hari ini adalah hari pembagian kelas untuk kelas delapan. Ternyata chaca masuk kelas 8D bersama Ela, Sepri, Ozi, Ahmad, Muiz (temannya waktu kelas tujuh) dan teman – teman lain yang chaca kenal meskipun tak satu kelas. Ternyata kelas 8D ini adalah kelas unggulan, yahh.. bisa dibilang anak – anak yang pintar.
Chaca sangat menyukai kelasnya kali ini. Di kelas ini chaca bisa tertawa, merasakan hangatnya keluarga, dan merasakan tulusnya persahabatan meskipun ada persaingan diantara mereka untuk merebut juara kelas. 8D atau sering disebut WDPC sudah seperti keluarga. Anak – anak di dalamnya sangat menyenangkan. Apalagi disaat kelas chaca harus mandiri karena wali kelas mereka sakit.
Chaca mempunyai banyak sahabat baru di kelas 8 ini, ada Eka, Warda, Ruffa, Yuli, Grace, Nanda, Aisya dan masih banyak lagi. Buat Chaca, teman satu kelasnya adalah sahabatnya semua. Tapi tak semuanya dekat dengan Chaca. Hanya beberapa lebih tepatnya.
Tak terasa sudah 6 bulan berada di kelas 8 saatnya ujian semester 1. Setelah ujian semester, sekolah mengadakan lomba melukis dinding. Disinilah perjuangan Chaca dan kawan – kawan. Dengan tidak adanya wali kelas, kelas mereka di tuntut untuk mandiri. Seperti kali ini, mereka harus mengeluarkan biaya sendiri. Untuk melukis dinding saja menghabiskan dana 200.000. dan mereka rela pulang sore dan hujan – hujanan hanya untuk menyelesaikan lukisan dinding mereka.
Januari 2013
            Waktu upacara pertama di semester 2 ,diumumkan pemenang lomba lukis dinding adalah 8D. “Yeah.. hore.. hore..” sorak sorai teman sekelas chaca. Lalu pengumuman berikutnya adalah siswa dengan ranking 1 yang ada dikelas 8 yaitu chaca. Chaca sangat bangga dengan prestasinya ini. Semua teman chaca memberinya selamat. Mulai hari itu, chaca lumayan dikenal oleh warga sekolah termasuk adik kelasnya. Padahal dulunya chaca bukanlah anak yang terkenal. Karena chaca anak yang pendiam dan pemalu dan susah bergaul.
            Hari – hari pun berlalu. Beberapa bulan lagi adalah akhir tahun ajaran. Semakin mendekati kenaikan kelas, makin banyak masalah yang datang dikelas chaca yang membuat chaca sedih dan pusing. Chaca sedih karena seharusnya mereka akur karena sebentar lagi akan pisah kelas. Tapi semakin ke sini malah semakin banyak masalah.
Juni 2013
Karena akan ada pensi untuk wisuda anak kelas 9, 8D ingin menampilkan sebuah pertunjukan. Inilah puncak pertengkaran di 8D. Karena banyak yang berbeda pendapat, kerja’an setiap hari di kelas chaca adalah marah – marah dan bertengkar. Padahal sebentar lagi merek tak akan satu kelas karena gak ada lagi kelas unggulan.
Eka mau 8D menampilkan perkusi. Selama 1 minggu latihan, masih ada saja yang berbeda pendapat. Masih ada yang marah – marah dan egois. Karena laki – lakinya tak ada yang serius, akhirnya rencana semula untuk menampilkan perkusi di batalkan. Grace dan Yuli mengusulkan 8D untuk menampilkan tari tradisional. Akhirnya Yuli dan Grace melatih Eka, Warda, Liana, Yuni, Aisya untuk tampil di pensi.
Chaca tak ikut ambil bagian dalam tari tradisional itu karena chaca gak yakin dengan kemampuan menarinya. Tapi chaca senang masalahnya sudah selesai.
Juli 2013
            Tiba saatnya anak – anak 8D pisah kelas. Chaca sangat sedih, sebenarnya chaca gak mau pisah sama sahabatnya. Tapi mau bagaimana lagi. Ini keputusan sekolah. Hal yang tak mungkin chaca lupakan di 8D adalah chaca mempunyai semuanya, sahabat yang sangat baik. Dan di 8D ini sudah banyak merubah kepribadian Chaca yang dulunya pendiam jadi anak yang rame, lucu, dan sedikit agak nakal *maklum, :p*. Banyak kenangan di 8D yang gak akan Chaca lupakan. Kegilaan – kegilaan di 8D dan melewati masa – masa susah dan senang dengan kebersamaan.
~ THE END ~

0 komentar:

Posting Komentar