Susah dan Senang Bersama
Karya : Ismi Roichatul Jannah
Juli 2011
Hari ini hari pertama chaca masuk sekolah menengah. Untuk
tiga hari kedepan hanya masa orientasi. Ternyata sekarang chaca satu kelas
dengan temannya dulu ditaman kanak – kanak, yaitu sepri. Sedangkan teman –
teman nya dari sekolah dasar (Ozi,Malik,Okta dan Yanu), tak ada yang satu kelas
dengan nya. Setelah selesai Masa Orientasi, kelas di pecah lagi.
Saat
chaca masuk kelasnya yang baru, bangku yang kosong hanya tersisa satu. Akhirnya
chaca langsung duduk di bangku itu. Chaca tak mengenal siapapun di kelasnya
yang baru, hanya mitha dan cika yg kemarin satu kelas dengannya waktu MOS. Chaca
langsung berkenalan dengan teman sebangkunya.
“Hai, namamu siapa?” sapa Chaca memulai perkenalan. “Aku
Alvia.” Jawab temannya. “Oohh. Kenalin, namaku chaca.” Timpal Chaca
memperkenalkan diri. Sepertinya teman sebangkunya itu anak yang pendiam.
Lama kelamaan, Chaca akrab dengan teman satu kelas nya.
Kepandaiannya membuat Chaca di dekati oleh teman – teman nya. Tapi chaca tidak
akrab dengan mereka semua. Karena chaca takut dimanfaatkan. Chaca mempunya dua
sahabat dekat yaitu Ela, dan Bulan. Mereka bertiga sering dikenal dengan nama
ELLANCHA (Ela, Bulan, Chaca). Selain Bulan dan Ela, chaca juga dekat dengan
Febri dan Luri. Kalau sedang berlima, mereka menyebut diri mereka dengan geng
smart girl. Selain teman perempuan, chaca juga punya 3 sahabat laki – laki
yaitu umar, ahmad, dan sofi.
Kelas tujuh ini membuat chaca sering naik darah gara –
gara kelakuan temannya. Namun karena sahabat – sahabat nyalah chaca bisa
menghadapinya. Mungkin chaca tak bisa melakukan apa – apa saat teman –
teman nya memaksa untuk menyontek. Karna
waktu itu chaca masih seorang anak yang pendiam dan pemalu. Dan lagian, dia
bukan siapa – siapa di kelasnya. Terkadang chaca merasa capek dengan semua
kelaskuan teman – temannta padanya ‘seenaknya’.
Tak
terasa setahun sudah berlalu Chaca berada dikelas tujuh. Diakhir semester chaca
menjadi juara kelas walaupun awalnya dia agak pesimis untuk mendapat juara
kelas. Akhirnya chaca bisa terbebas dari terbebas dari teman – temannya yang
gak tau terimakasih.
Juli 2012
Hari ini adalah hari pembagian kelas untuk kelas delapan.
Ternyata chaca masuk kelas 8D bersama Ela, Sepri, Ozi, Ahmad, Muiz (temannya
waktu kelas tujuh) dan teman – teman lain yang chaca kenal meskipun tak satu
kelas. Ternyata kelas 8D ini adalah kelas unggulan, yahh.. bisa dibilang anak –
anak yang pintar.
Chaca
sangat menyukai kelasnya kali ini. Di kelas ini chaca bisa tertawa, merasakan
hangatnya keluarga, dan merasakan tulusnya persahabatan meskipun ada persaingan
diantara mereka untuk merebut juara kelas. 8D atau sering disebut WDPC sudah
seperti keluarga. Anak – anak di dalamnya sangat menyenangkan. Apalagi disaat
kelas chaca harus mandiri karena wali kelas mereka sakit.
Chaca
mempunyai banyak sahabat baru di kelas 8 ini, ada Eka, Warda, Ruffa, Yuli,
Grace, Nanda, Aisya dan masih banyak lagi. Buat Chaca, teman satu kelasnya
adalah sahabatnya semua. Tapi tak semuanya dekat dengan Chaca. Hanya beberapa
lebih tepatnya.
Tak
terasa sudah 6 bulan berada di kelas 8 saatnya ujian semester 1. Setelah ujian
semester, sekolah mengadakan lomba melukis dinding. Disinilah perjuangan Chaca
dan kawan – kawan. Dengan tidak adanya wali kelas, kelas mereka di tuntut untuk
mandiri. Seperti kali ini, mereka harus mengeluarkan biaya sendiri. Untuk
melukis dinding saja menghabiskan dana 200.000. dan mereka rela pulang sore dan
hujan – hujanan hanya untuk menyelesaikan lukisan dinding mereka.
Januari 2013
Waktu upacara pertama di semester 2 ,diumumkan pemenang
lomba lukis dinding adalah 8D. “Yeah.. hore.. hore..” sorak sorai teman sekelas
chaca. Lalu pengumuman berikutnya adalah siswa dengan ranking 1 yang ada
dikelas 8 yaitu chaca. Chaca sangat bangga dengan prestasinya ini. Semua teman
chaca memberinya selamat. Mulai hari itu, chaca lumayan dikenal oleh warga
sekolah termasuk adik kelasnya. Padahal dulunya chaca bukanlah anak yang
terkenal. Karena chaca anak yang pendiam dan pemalu dan susah bergaul.
Hari – hari pun berlalu. Beberapa bulan lagi adalah akhir
tahun ajaran. Semakin mendekati kenaikan kelas, makin banyak masalah yang
datang dikelas chaca yang membuat chaca sedih dan pusing. Chaca sedih karena
seharusnya mereka akur karena sebentar lagi akan pisah kelas. Tapi semakin ke
sini malah semakin banyak masalah.
Juni 2013
Karena
akan ada pensi untuk wisuda anak kelas 9, 8D ingin menampilkan sebuah
pertunjukan. Inilah puncak pertengkaran di 8D. Karena banyak yang berbeda
pendapat, kerja’an setiap hari di kelas chaca adalah marah – marah dan
bertengkar. Padahal sebentar lagi merek tak akan satu kelas karena gak ada lagi
kelas unggulan.
Eka
mau 8D menampilkan perkusi. Selama 1 minggu latihan, masih ada saja yang
berbeda pendapat. Masih ada yang marah – marah dan egois. Karena laki – lakinya
tak ada yang serius, akhirnya rencana semula untuk menampilkan perkusi di
batalkan. Grace dan Yuli mengusulkan 8D untuk menampilkan tari tradisional.
Akhirnya Yuli dan Grace melatih Eka, Warda, Liana, Yuni, Aisya untuk tampil di
pensi.
Chaca
tak ikut ambil bagian dalam tari tradisional itu karena chaca gak yakin dengan
kemampuan menarinya. Tapi chaca senang masalahnya sudah selesai.
Juli 2013
Tiba saatnya anak – anak 8D pisah kelas. Chaca sangat
sedih, sebenarnya chaca gak mau pisah sama sahabatnya. Tapi mau bagaimana lagi.
Ini keputusan sekolah. Hal yang tak mungkin chaca lupakan di 8D adalah chaca
mempunyai semuanya, sahabat yang sangat baik. Dan di 8D ini sudah banyak
merubah kepribadian Chaca yang dulunya pendiam jadi anak yang rame, lucu, dan
sedikit agak nakal *maklum, :p*. Banyak kenangan di 8D yang gak akan Chaca
lupakan. Kegilaan – kegilaan di 8D dan melewati masa – masa susah dan senang
dengan kebersamaan.
~
THE END ~
0 komentar:
Posting Komentar