HARI PERTAMA
Tahun lalu, aku sudah mulai berpuasa. Aku dididik dengan pengetahuan agama sejak kecil. Teman sekelasku belum ada yang mulai berpuasa. Sebagai hadiah untuk puasaku di tahun pertama, aku mendapat hadiah handphone baru dari ibu dan ayah.
Kalau puasa itu artinya aku harus bangun pagi untuk sahur. Dan kakak mendapat bagian untuk mebangunkanku. Karena kakakku itu usil, dia membangunkanku dengan mengirimi stiker line sahur berkali – kali sehingga handphoneku bergetar dan berdering berkali – kali. “Line... Line... Line... Line... Line... Line... Line... Line...Line...” Kakak baru berhenti mengirim kalau aku sudah keluar dari kamar untuk sahur bersama.
Sekolahku mengizinkan muridnya untuk membawa handphone, dengan catatan tidak digunakan saat pelajaran. Saat jam istirahat handphone baruku berbunyi karena lupa aku matikan.
“Line.”
Aku membuka handphoneku dan mendapat pesan dari kakakku. Tak ada kata – kata atau apapun, yang ada di pesan line kakak hanya gambar ice cream yang terlihat lezat. Ditambah lagi banyak teman – temanku yang tidak berpuasa dan makan di kelas.
“Asataghfirullah, Sabar!” kataku sambil mengelus dadaku sendiri. Lalu handphoneku berbunyi lagi.
“Line.”
Lina dari ibu. “Sabar ya, Dik. 8 jam lagi. *line stiker semangat*”
Saat pulang, mama menjemputku dan mengajakku untuk ikut belanja keperluan berbuka puasa. Ibu megajakku berbelanja di supermarket. Ibu berbelanja sambil memegangi tanganku agar aku tidak hilang.
Saat akan membayar belanjaan di kasir, aku melihat seorang anak kecil yang sedang makan ice cream. Rasanya gak tahan, tadi udah dikirimi gambar ice cream oleh kakak dan sekarang aku melihat anak kecil sedang makan ice cream. Tanpa sadar, aku melihat anak tersebut cukup lama dan tidak menyadari kalau ibu memanggilku. Aku langsung menghampiri ibu dan mengikutinya untuk pergi pulang.
Di rumah, kakak tak bosan – bosannya selalu menggodaku.
“Dik, masih kuat puasanya? Kalau gak kuat udah minum aja!” kata kakak diikuti tawanya yang senang karena sudah menggodaku.
Dan saat kakak sudah menggodaku, aku selalu berteriak. “Bu... Kakak!!” kataku mengadu pada ibu.
“Kak, sudah jangan ganggu adik.” Mama menghampiriku.
“Masih satu jam lagi, kamu main game aja dulu.” Kata ibu memberi saran. Akhirnya aku main game Line Bubble, Line Pop, Line Rangers, sampe gak kerasa udah terdengar adzan maghrib. Akhirnya aku berhasil puasa dihari pertama.aku langsung mengetik pesan dan stiker line ke semua temanku termasuk kakakku kalau aku berhasil puasa di hari pertama.
Selasa, 09 Juni 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar