April adalah
anak yang selalu merasa dirinya paling cantik di sekolah. Tapi sayangnya dia
sombong, dan karna kesombongannya itu ia tidak mempunyai teman. Berbeda sekali
dengan Agustin. Agustin adalah anak yang baik dan juga cantik. Dan Agustin juga
mempunyai banyak teman. Karena hal itu, April sangat benci kepada Agustin.
April : “Aku adalah anak paling cantik di sekolah
ini.”
Tiba – tiba Mei,
Okta, Agustin dan Geny datang
Mei
: “Dasar sok cantik, padahal Agustin lebih cantik daripada kamu.”
Geny
: “Iya benar.”
Okta
: “Agustin sudah cantik, baik lagi.”
Mei
: “Iya, gak kayak kamu sombong.”
April : “Eh, kalau bicara jangan sembarangan ya! Emang kamu siapa
berani bicara gitu ke aku?”
Agustin: “Sudah jangan bertengkar.
Maafkan teman – temanku ya April?”
April langsung
pergi dan tidak menghiraukan perkataan Agustin. Saat April berjalan ke kantin,
ia bertemu dengan Vebry.
Vebry : “Kenapa kamu benci sama mereka?”
April : “Aku tak suka dengan Agustin yang sok
baik.”
Vebry : “Memang dari dulu dia begitu.”
April : “Kamu juga benci sama dia?”
Vebry : “Menurutmu?”
April : “Kelihatannya sih gitu. Ya sudahlah ayo
kita ke kantin.”
Saat tiba di
kantin Vebry & April bertemu dengan Agustin & teman-temannya.
Geny : “Kenapa Vebry si anak baru itu bisa sama
April?”
Okta : “Mungkin sekarang mereka berteman.”
Mei : “Sepertinya begitu.”
Agustin:
“Sudah dong, jangan suka ngomongin orang. Gak baik.”
Mendengar percakapan mereka, April dan Vebry langsung
menghampiri Agustin dan teman – teman.
Vebry : “Hey, ngomongin apa kalian?”
April : “Berani banget kalian ngomongin kita
berdua?”
Mei : “Memangnya kenapa? Kita gak takut sama
kalian.”
Vebry : “Jangan pernah bentak-bentak kita ya!”
Okta : “Diam saja kamu. Baru sekolah di sini
udah ikutan sombong.”
Agustin: “Sudah
– sudah. Kalian itu setiap ketemu bertengkar terus. Sekarang kalian baikan.”
April : “Enak saja, gak mau!”
Geny : “Kita juga gak mau baikan sama kalian.”
Vebry : “Udah ayo kita pergi saja April. Bosen liat
mereka.”
Keesokan harinya
April & Vebry bertemu dengan Agustin dan teman-temannya, mereka berniat memecah persahabatan Agustin &
temen – temannya.
April
: “Hai Vebry kamu tau ga sih Okta itu bilang kalau Agustin itu sok baik.”
Vebry
: “Oh ya?”
Agustin dan
teman-temannya mendengar percakapan April dan Vebry
Agustin: “Apa benar kamu bilang begitu
Okta??”
Okta
: “Nggak aku ga bilang gitu.”
April :
“Iya emang , aku loh denger sendiri kok.”
Okta :
“Kamu jangan fitnah dong.”
Vebry :
“Ngaku aja deh.”
Okta : “Jangan ngada-ngada deh kamu, kamu pasti
ingin memecah belah persahabatan kita.”
Mei :
“Iya, pasti itu cuma akal-akalan kalian saja.”
Agustin: “Udah jangan bertengkar itu cuma
kesalah pahaman aja.”
Tanpa
menghiraukan perkataan Agustin, April & Vebry langsung pergi meninggalkan
mereka.Keesokan harinya Agustin, Mei, Okta dan Geny bertemu dengan Vebry. Tapi
mereka tidak melihat April.
Geny : “Kemana si April?”
Vebry : “Emang kenapa kalian nanyain April? Penting
buat kalian?”
Mei : “Nanya baik – baik jawabnya malah
gitu.”
Agustin:
“Memangnya April kemana kok belum datang?”
Vebry : “Dia sakit. Kenapa?”
Okta : “Mana mungkin orang sombong kayak dia
bisa sakit.”
Geny : “Iya, bener.”
Agustin:
“Sudah, bagaimana kalau kita nanti menjenguk April.”
Okta
: “Ngapain kita jenguk dia! Dia kan sombong, sering jahatin kamu lagi Agustin.”
Agustin: “Tapi bagaimanapun April
tetap teman kita.”
Mei
: “Ya udah dech. Kita ikut saja.”
Sepulang sekolah
Agustin, Mei, Vebry, Okta dan Geny pergi ke rumah April untuk menjenguknya.
Agustin:
“Assalamualaikum.”
April : “Waalaikumsalam.” (Sambil menghampiri
Agustin & teman – teman)
Agustin:
“Bagaimana keadaanmu April?”
April : “Aku sudah agak baikan. Kalian
menjengukku?”
Mei : “Kamu pikir kita ngapain ke sini kalau
bukan ngejenguk kamu?”
April : “Kalian tidak marah dengan ku dan Vebry?”
Agustin:
“Kenapa kita harus marah sama kamu?”
Vebry : ”Aku dan April kan sudah jahat sama
kalian?”
Agustin:
“Kita semua udah maafin kalian berdua kok. Iya kan teman-teman.”
Mei : “Iya aku sudah maafin kalian.”
Okta : “Iya, aku juga.”
Geny : “Aku juga udah maafin kalian.”
Vebry : “Terimakasih ya kalian semua udah mau
maafin kita.”
Agustin:
“Itulah gunanya teman.”
April : “Iya terimakasih ya, kalian memang teman
– teman terbaikku.”
Vebry : “Temen aku juga dong.”
Akhirnya setelah
mereka berselisih cukup lama, sekarang mereka semua bersahabat untuk selamanya.