Lagu
Kenangan
Karya : Ismi
Roichatul Jannah
Suara dari masa lalu itu masih berhembus kencang.
Menyergapku dalam rindu yang dingin. Semakin mencoba ku membunuhnya, semakin ku
tak bisa melupakannya. Kusadari, bayang – bayangmu tak hadirkan rasa benci. Tetapi
rindu yang perlahan – lahan berhembus.
---
Lyla Anggraeni adalah seorang siswa di salah satu
Sekolah Menengah Atas. Sekarang Lyla udah kelas 2 SMA. Siswa yang mempunyai
otak pas-pasan tapi mampu masuk jurusan IPA bisa dibilang anak orang kaya. Lyla
mempunyai 3 orang sahabat, bisa dibilang semunya anak orang kaya. Tapi Lyla tak
pernah pilih – pilih dalam berteman.
Dua sahabatnya Alsa dan Sasa harus pindah keluar
kota. Sekarang tinggal Lyla sendiri dan Rere. Mereka selalu menghabiskan waktu
di kantin saat istirahat pertama.
“Re, sepi ya gak ada Alsa sama
Sasa. Gak kerasa udah setahun lebih kita tanpa mereka.” Kata Lyla memulai
pembicaraan.
“Iya.. Iya.. gak rame.” (sambil
terus memakan makanannya)
“Makan terus siih, Re. Kerjaan Lo
itu cuma makan aja bisanya.” Kata Lyla meledek.
“Wooww.” Kata Rere tak menanggapi
kata – kata Lyla.
“Apanya yang wow?” tanya Lyla.
“Itu
... Lihat belakang dehh.. Keren.” Kata Rere memberi tau.
Lyla langsung berbalik badan dan melihat orang yang
dimaksud Rere. Lyla tak berkedip melihatnya. Kaget dan seneng saat Lyla melihat
pria tadi di sekolahnya.
“Gue kayak pernah liat
tuh orang?” kata Lyla dalam hati sambil terus melihat pria itu.
“Wooyy, La. Gak sampe gitu juga
ngeliatinnya.” Kata Rere mengagetkan Lyla.
“Apaan sih Lo, Re. Ngagetin aja.”
Kata Lyla dengan nada ketus.
“Itu anak baru ya.. yang katanya
pindahan itu. Ganteng ya..” kata Rere.
“Mungkin.”
Balas Lyla cuek.
Setelah bel berbunyi, Rere dan Lyla langsung masuk
kelas. Dan yang mengejutkan, anak baru itu masuk di kelas yang sama dengan Rere
dan Lyla. Rere dan Lyla langsung kaget, terutama Lyla. Anak baru itu
dipersilahkan memperkenalkan dirinya di depan kelas. Ternyata namanya Andrean
Stefano. Biasa dipanggil Stefan. Lyla sontak langsung terkejut dengan nama itu.
“Anak baru yang ganteng itu masuk kelas kita. Dan Lo
denger tadi namanya keren banget.” Kata Rere menghadap belakang, tempat duduk
Lyla. “Pasti duduk sama Lo deh, La. Soalnya gak ada bangku kosong lagi.” Tambah
Rere
Dan benar saja, ternyata bu guru menyuru Stefan duduk
di sebelah Lyla. “Kenapa harus sebelah gue?” gerutu Lyla dalam hati.
Lalu Stefan menuju tempat duduknya. Setelah itu bu guru melanjutkan menjelaskan
materi pelajaran. Sedangkan Stefan dan Lyla ngobrol berdua.
“Hay La. Seneng bisa satu sekolah
lagi sama kamu.” Kata Stefan dengan sopan.
“Ngapain Lo pindah ke sekolah ini?
Pakek sekelas sama gue lagi.” Jawab Lyla ketus.
“ Gitu banget siihh.. Emang gue
punya salah sama Lo?” tanya Stefan dengan nada melas.
“Lo nanya? Lo punya
salah atau gak? Stupid.” Kata Lyla dalam hati.
“Gak jawab siihh. Bukannya dulu
kita sahabat?” kata Stefan membuat Lyla terkejut dengan kata – katanya tadi.
“Oohh.. Lo masih inget kalau dulu
kita sahabat. Tersanjung banget gue Lo masih inget. Itu kan dulu.” Kata Lyla
dengan nada ketus.
Stefan
langsung diam mendengar perkataan Lyla tadi.
Bel berbunyi. Tanda istirahat kedua. Semua murid
berhamburan keluar kelas. Seperti biasa, saat istirahat kedua, Rere dan Lyla
pergi ke perpustakaan.
“Ayo, Re. Cepet.” Kata Lyla buru –
buru. Lalu Lyla dan Rere langsung pergi ke perpustakaan.
“Kenapa siihh Lo buru – buru
banget.” Tanya Rere.
“Males di kelas.” Kata Lyla cuek
sambil terus menatap bukunya.
“Bukannya Lo dapet temen baru, tadi
sepanjang pelajaran Lo sama Stefan ngobrol terus. Gue kedengeran kale.” Kata
Rere sambil mencari – cari buku.
“...” Lyla tak menjawab. Rere
melanjutkan mencari buku.
Tiba – tiba Stefano datang.
“Hay. Gue boleh gabung?” tanya
Stefan dengan sopan.
“Boleh.. Boleh..” kata Rere
bersemangat. Sedangkan Lyla cuek dan terus membaca bukunya.
“Makasiih. Hm.. nama Lo siapa? Gue
belom tau.” Tanya Stefan pada Rere
“Nama gue Rere.” Kata Rere.
“Re, gue ke toilet ya,, nanti gue
langsung ke kelas. Lo kan udah ada yang nemenin.” Kata Lyla memotong
pembicaraan Stefan dan Rere.
“Ya udah. Hati – hati yah La.” Kata
Rere.
“Siip.” Kata Lyla.
Setelah Lyla pergi, Stefan dan Rere
melanjutkan pembicaraan.
“Gue boleh nanya? Apa temen Lo itu
selalu ketus kayak gitu?” tanya Stefan.
“Enggak siih. Kalau ketus nggak.
Tapi agak cuek.” Kata Rere.
“Kira – kira apa yang ngebuat dia
ketus ya?” tanya Stefan lagi.
“Gak begitu tau. Dia anaknya susah
ditebak. Kenapa Lo tanya – tanya Lyla? Lo suka sama Lyla ya?” Kata Rere sambil
melihat – lihat bukunya dan sesekali melihat Stefan.
“Enggak..
Enggakk.. anaknya kayak misterius gitu.” Kata Stefan.
Bel masuk berbunyi. Rere dan Stefan bergegas menuju
kelas. Sesampainya di kelas, dilihatnya Lyla yang duduk di sebelah bangkunya
Rere.
“Re,
gue duduk sama Lo ya? Kali ini aja. Biar ulangan gue konsen.” Kata Lyla saat
melihat Rere dan Stefan masuk.
Setelah pelajaran selesai, semua siswa bergegas
untuk pulang. Rere pulang duluan karena Lyla masih ada piket di ruang
Laboratorium. Stefan belum pulang karena masih ada masalah kepindahannya yang
harus diurusi. Saat Lyla berjalan pulang, di gerbang dia bertemu dengan Stefan.
Stefan mengajaknya pulang bareng.
“La, pulang bareng gue yuk.” Kata
Stefan menawari.
“Gak usah makasi.” Kata Lyla masih
dengan nada ketus.
“Ya ampun La. Sekali ini aja Lo
jangan kayak gini. Nanti Lo sendirian disini.” Kata Stefan.
“Gak ada yang minta ditemenin.”
Kata Lyla. Lalu Rere datang buat jemput Lyla.
“Gue
udah ada Rere. Makasih ‘masih’ care sama gue. Tapi gak ngaruh buat gue.”
Kata Lyla selalu dengan nada ketus.
---
Setelah pulang sekolah, Lyla di rumah Rere karena sorenya
mereka mau ngerjain tugas bareng.
“Tadi, Lo ngobrol apa’an sama
Stefan?” tanya Rere.
“Dia ngajak gue pulang bareng.”
Kata Lyla terang – terangan.
“Waahh.. enak banget. Gue juga mau
dianterin sama dia.” Kata Rere heboh.
“Gitu doang heboh. Jadi belajar
atau enggak niihh?” kata Lyla.
“Jadilah. Tapi nunggu temen kita
satu lagi. Bentar lagi juga dateng.” Kata Rere membuat penasaran.
“Terserah
Lo. Gue mau ngerjain duluan.” Kata Lyla.
Saat Lyla dan Rere mulai belajar, Stefan dateng dan
mau ikut ngerjain tugas bareng. Karena dia masih baru di sekolahnya.
“Hay La, Re..” sapa Stefan.
“Dia? Dia kok tau rumah Lo sih Re.”
Tanya Lyla dengan nada tinggi.
“Tadi gue yang nawarin dia buat
ikutan ngerjain tugas.” Kata Rere.
“Rere... kok Lo gak bilang sama
gue.” Kata Lyla.
“Ya
udahlah La,, kita brake dulu ya... gue mau ke kamar mandi dulu dan ambil minum
buat kalian.” Kata Rere sambil berjalan ke dapur.
Akhirnya Lyla dan Stefan menunggu Rere di ruang
tamu. Mereka hanya diam. Stefan gak berani ngomong apa – apa. Lalu Lyla
menghidupkan radio yang ada di dekat meja ruang tamu.. Dan terdengar lagu yang
judulnya ‘kamu selingkuh’. Lalu Lyla langsung mati’in radio tadi.
“Kok di mati’in sih La.?” Kata
Stefan bertanya.
“...” Lyla gak menjawab.
“Lo kenapa siih La? Lo udah lupa
sama semuanya? Kita sahabat La! Kenapa sikap Lo sekarang kayak gini ke gue?”
kata Stefan. Lyla tetep gak menjawab.
“Gue yakin Lo masih inget semuanya.
Dan lagu tadi lagu kesukaan kita dulu.” Kata Stefan.
“Itu dulu Fan.” Kata Lyla singkat.
“Kenapa Lo kayak benci sama gue
siih?” tanya Stefan.
“Gue gak pernah benci sama Lo. Lo
tetep sahabat gue. Tapi gue masih sebel aja sama Lo.” Kata Lyla.
“Sebel kenapa?” tanya Stefan.
“Gak usah dibahas.” Kata Lyla.
“Berarti kita baikan yah? Best
friend forefer.”
“Iyah.
Dimaafin deh.” Kata Lyla.
Setelah itu, Rere kembali dengan membawa minuman dan
makanan untuk Lyla dan Stefan. Lalu mereka melanjutkan belajar bersama. Mereka
bertiga menjadi sahabat. Sahabat yang kembali lagi untuk Lyla. Dan sahabat baru
bagi Rere.
---
Lyla sebenernya sebel sama Stefan karena dulu Stefan
pernah pergi tanpa kabar. Sebenernya bukan tanpa kabar. Stefan menitipkan
sebuah surat lewat ayahnya Lyla.
Dear
Lyla Anggraeni.
Sorry aku gak bisa main lagi sama kamu.
Aku harus ikut pindah bersama orang tuaku. Maaf aku gak bisa pamit langsung
sama kamu karena ini juga mendadak. Saat aku ke rumah mu untuk ketemu kamu,
ternyata kamu gak ada. Jadi aku titipkan surat ini.
Aku harap kamu gak marah sama aku. Aku
janji aku akan kembali secepatnya dan kita akan main bareng lagi. Aku pasti
kangen sama kamu La.
Your
Best Friend,
Stefano Andrea
Tapi surat yang Stefan
tulis tak pernah sampai di tangan Lyla. Papa Lyla lupa memberikannya pada Lyla.
Dan mungkin surat itu sudah hilang.
~
THE END ~
0 komentar:
Posting Komentar